Mengapa Kita harus Jadi Personal Excellence ?

Mengapa Kita harus Jadi Personal Excellence

Mengapa Kita harus Jadi Personal Excellence – Hari itu saya mempunyai janji dengan salah satu Orang Tajir melintir di wilayah Jawa Timur, dia mempunyai sebuah perusahaan dibidang kontraktor, pariwisata, kuliner, sekaligus juga di bidang Pendidikan. Relasi Dia sangat banyak dari kalangan Orang Bawah sekelas preman pasar hingga Konglomerat Internasional. Tak diragukan lagi sumbangsi untuk Sosial, kemanusiaan maupun Agama dia selalu andil didalamnya. Intinya saya bersyukur sekali bisa menjalin relasi dan bisa mengatur janji dengan orang sekelas dia. Dan senangnya lagi, saya diijinkan olehnya untuk menuliskan pengalaman berharganya di buku ini namun atas permintaanya tidak mau disebutkan Namanya maupun nama bisnisnya.

Tibalah saya berjumpa Bersama dia di salah satu Mall di Surabaya. Tak Kusangka orang yang Tajir dan Terkenal di berbagai kalangan tersebut adalah Orang yang humble dan humanis, sama sekali jauh dari kesan JAIM atau Sok Penting. Hihihihi…Wajarlah saya berpikir seperti itu karena kebanyakan Orang yang sudah berada level atas ketika bertemu haruslah benar-benar penting dan terbatas waktunya. Benar kan?. Tapi kali ini dia sama sekali jauh dari kesan seperti itu.

Akhirnya saya berbincang-bincang banyak terkait bisnis, relasi hingga tanpa sadar karena saking asyiknya ngobrol, muncullah pertanyaan saya yang menyentuh kepada pribadinya.

“Pak, dengan keadaan yang super istimewa di kehidupan Anda saat ini, Adakah Kesedihan yang bisa menembus diri Bapak?”. Tanya Saya, yang sontak membuatnya mengernyitkan dahinya.

“Ada Mas, Hanya satu yang sampai saat ini belum bisa menemukan jawabannya. Orang melihat saya hebat, terkenal, sukses, tajir, dermawan, dll tetapi saya justru mengalaminya yang Namanya BOSAN. Saya Bosan hidupnya seperti ini, Bosan dengan kekayaan saya, Bosan dengan Bisnis saya, Bosan dengan semua kegiatan saya!”. Jawab dia

Sontak jawab itu membuat saya shock dan tidak habis pikir, orang kaya, terkenal, sukses bisnisnya dan dikenal dermawan ternyata dia merasa Bosan dan Capek dengan aktifitasnya?. What Happen Gaeeess?.

“Semua yang inginkan hamper semuanya terpenuhi, lama-lama saya bosan. Saya mencoba masuk ke dunia sosial awalnya happy dan tenang, tetapi lama-lama akhirnya bosan juga”. Lanjut dia.

“Lantas apa yang sudah bapak lakukan untuk menghilangkan kebosanan ini?”. Tanya saya

“Menunggu Mati Mas !”.  Sahut dia dengan menghela nafas yang diiringi raut wajah bosan.

Melihat Raut wajah beserta expresinya memang Nampak kebosanan yang besar didalam dirinya yang selama ini terbalut oleh kesuksesannya. Jawabanya dia membuat saya berhenti tak bisa berpikir apapun kecuali berkecamuk banyak pertanyaan tentang dia dan tak mampu saya ungkapkan karena takut dia tersinggung dengan pertanyaan saya. Pertanyaan itu cukup saya simpan dalam diri saya saat itu. Saya terus berpikir mengapa, kenapa, bagaimana bisa hal itu terjadi?. Terus pertanyaan itu berkecamuk di pikiran saya sampai saya pulang ke rumah.

Mengapa orang sesukses dia merasa bosan dengan kesuksesannya?.

Kenapa itu terjadi pada dirinya?.

Bagaimana bisa hal itu terjadi sedangkan disisi lain banyak orang ingin sukses seperti dia?.

Mengapa Kita harus Jadi Personal Excellence ?

Pertanyaan itu yang terus membayangi saya, sambil mengembalikan posisi dia kelak adalah saya sendiri. Apakah saya juga akan mengalami kebosanan ketika kesuksesan yang saya inginkan saat ini telah tercapai kelak di masa depan?. Jika demikian terjadi lantas buat apa semua yang saya lakukan semua ini ?. Kata hati saya berucap.

Serambi merenung mencari jawaban tersebut, pikiran saya terilhami oleh beberapa tokoh terkenal yang pernah mengalami demikian.  

Raden Said seorang anak dari bupati Wilwatikta Tuban kaya raya, merasakan kegelisahan dalam dirinya ketika melihat kesengsaraan rakyat yang hidup dibawah pemerintahaan ayahnya hingga akhirnya dia berontak secara diam-diam. Dia juga pernah bernafsu ingin mendapatkan emas dari seorang lelaki tua yang tak lain adalah Sunan Bonang. Justru setelah mendapatkannya muncul kegelisahaan dalam dirinya hingga akhirnya ingin menjadi murid Sunan Bonang, dan Kini kita mengenalnya dengan nama Sunan Kalijaga.

Ibrahim Bin Adham, seorang anak dari Penguasa besar di Khurasan yang rela meninggalkan segala kekayaan dirinya karena gelisah didalam hatinya disaat semua yang ada di dalam kekayaannya itu bisa berbicara “Ibrahim, Bukan untuk ini Engkau diciptakan”. Sontak Ibrahim kaget dna terus Gelisah hingga akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dan menjadi seorang Sufi.

Ulama besar yang dikenal kritis dan berani saat menasehati penguasa yang dzalim. Disaat Beliau menjadi seorang Pedagang sukses di daerah Basrah kemudian melihat pasar lokasi belia berdagang terbakar ludes, namun hanya tempat beliau yang terbakar justru Beliau berkata “inilah saatnya aku meninggalkan semua ini”. Alhasil semua yang ada didalam tokonya dibagikan semua secara gratis kepada orang-orang kesusahan dan beliau fokus dijalan dakwah. Kini kita mengenalnya dengan nama Hasan Al Bashri.

Terilhami oleh kisah-kisah tersebut, kembali hati saya berkecamuk dengan pertanyaan lain. “Apakah bisa aku melakukan hal seperti mereka itu?”. Mengapa Kita harus Jadi Personal Excellence ? Dengan pertanyaan itu akhirnya saya kembali mempelajari tentang mereka lebih dalam lagi. Dan saya berhasil menemukan satu garis benang merah yang terhubung diantara mereka. Benang merah itu tak lain, adalah Tujuan awal yang tidak ada nilai Spiritual. Hingga akhirnya Raden saat ini mengalami gelisah saat mendapatkan emas yang melimpah, Ibrahim bin Adham yang Gelisah ketikan ditegur oleh Alloh melalui kekayaannya yang bisa berbicara, serta Hasan Al Bashri yang diperingatkan oleh Tuhan melalui Kebakaran Pasar di toko nya. Tentunya hal ini bukanya terkait tujuan yang tidak bernilai spiritual saja melainkan Kuasa Alloh yang menghendaki siapa yang dberikan jalan terbaikNYA.

Disisi lain kita melihatnya di era sekarang banyak artis yang tenar, kaya raya ternyata akhir hidupnya mengenaskan dengan gantung diri, bunuh diri menabrak kereta, over dosis dan lain-lain. Mereka mendapatkan kekayaan dan kesuksesan yang berlimpah tetapi hati mereka hampa tanpa ada makna spiritual terhadap kesuksesan itu sehingga mereka mencoba mencari kebahagiaan yang lain dengan cara yang salah. Kesuksesan yang mereka cari selama ini tidak mampu membahagiakan jiwa yang kering didalam dirinya.

Mengapa Kita harus Jadi Personal Excellence
Mengapa Kita harus Jadi Personal Excellence

Saya pribadi tersadar dengan peristiwa yang saya alami setelah bertemu dengan rekan saya yang tajir dan terkenal itu. Pelajaran yang saya dapatkan betapa pentingnya sebuah pribadi sempurna, betapa pentingnya PERSONAL EXCELLENCE. Mengapa Kita harus Jadi Personal Excellence ?. Tidak hanya kesuksesan saja yang kita raih, tetapi jauh dari kesuksesan itu adalah nilai berkah dan nilai keTuhanan yang terbalut sebagai jiwa dari kesuksesan itu. Kita boleh sukses tetapi ketika didalam kesuksesan itu tidak ada berkah dan nilai Spiritualnya maka layaknya sebuah Raga yang jiwanya kosong alias mati, hingga akhirnya kering kerontang dimakan oleh waktu. 

Pikiran yang penuh dengan Ilmu, Perasaan yang penuh dengan kebahagiaan, namun jika Berkah Spiritual tidak dihadirkan maka keduanya tidak berarti alias kosong. Dengan peristiwa ini saya kembali ingat tentang materi psikologi terapan yang kini booming dengan sebutan NLP alias Neuro Linguistic Programming. Apa itu NLP ?. Banyak Orang mengatakan bahwa ilmu ini mampu menjadikan manusia meraih kesuksesannya dengan sempuran, mampu pula digunakan untuk memprogram pikiran yang terkontaminasi oleh program-program pikiran yang tidak memberdayakan sehingga orang tersebut menjadi bangkit dan berdaya.

JIka Anda penasaran dengan NLP maka sabarlah sejenak karena sebelum Anda mempelajari ilmunya di Sharing ilmu selanjutnya, Anda harus memahami sebuah prinsip hidup yang nanti tidak menjadikan Anda merasa jumawa atau egois terlalu tinggi karena banyak ilmu atau meraih kesuksesan ketika mengaplikasikan ilmu NLP ini.

Sumber Informasi :
https://sinergicorporaindonesia.com/
https://jasa-motivator.com/
https://motivatorcorporate.com/
https://diansaputrasci.com/

About the Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like these

No Related Post

Konsultasi Program
Hubungi Kami
Admin Dian Saputra & Associate
Halloo..Semangat Pagi
Salam Kenal, Saya Syifa dari Team Dian Saputra & Associate.

Ada yang bisa Kami Bantu Terkait Program Trainingnya ?